Jakarta, NU Online
Cendekiawan muslim Prof Dr HM Quraish Shihab MA menerima penghargaan Islamic Book Fair (IBF) Award sebagai Tokoh Perbukuan Islam 2009.
Penghargaan berupa piala, sertifikat dan uang tunai diserahkan oleh Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DKI Jakarta HE Afrizal Sinaro kepada mantan Menteri Agama tersebut dalam rangkaian acara pembukaan IBF ke-8 Tahun 2009 di Istora Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Sabtu.<>
Afrizal mengatakan, alasan diberikannya penghargaan Tokoh Perbukuan Islam 2009 kepada HM Quraish Shihab antara lain karena Quraish dinilai sudah terbukti mampu memberi inspirasi terhadap perkembangan perbukuan Indonesia melalui buku-buku karyanya.
Ia menyebut sejumlah buku karya Quraish Shihab yang cukup populer, fenomenal dan menjadi "best seller" seperti "Membumikan Al Qur`an (Bandung: Mizan, 1992) dan "Tafsir Al Mishbah", tafsir Al Qur?an lengkap 30 Juz (Jakarta: Lentera Hati).
Sejumlah buku lain karya HM Quraish Shihab di antara adalah "Tafsir Al Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya" (Ujung Pandang: IAIN Alauddin, 1984), "Filsafat Hukum Islam" (Jakarta: Departemen Agama, 1987), dan "Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surat Al-Fatihah)" (Jakarta: Untagma, 1988).
"Selain itu, beliau (Quraish Shihab) juga dikenal sebagai tokoh agama dan pendidik, di samping beliau juga mendirikan penerbitan sendiri yakni Penerbit Lentera Hati. Jadi, beliau sangat pantas menerima penghargaan itu," katanya.
Dalam acara tersebut juga diserahkan empat penghargaan Buku Islam Terbaik IBF Award 2009 yakni pertama untuk kategori buku fiksi anak berjudul "Ibuku Chayank, Muach!" karya Sri Izzati (Penerbit Dar Mizan), kedua untuk kategori buku fiksi dewasa berjudul "The Road Ti The Empire" karya Sinta Yudisia (Penerbit Lingkar Pena Publishing House).
Sedangkan penghargaan ketiga untuk kategori buku non fiksi berjudul "Muhammad SAW: The Super Leader Super Manager" karya Dr Muhammad Syafii Antonio, MEc (penerbit Tazkia Multimedia & ProLM Center dan keempat untuk kategori buku terjemahan terbaik berjudul "5 Tantangan Abadi Terhadap Agama" karya Saiyad Fareed Ahmad dan Saiyad Salahudin Ahmad yang diterjemahkan oleh Rudy Harisyah Alam (penerbit Mizan).
Sementara itu, Quraish Shihab dalam sambutannya saat menerima penghargaan tersebut mengatakan, kata yang paling tepat terkait penghargaan ini adalah terimakasih dan Alhamdulillah.
"Sebenarnya saya merasa bukan orang yang tepat untuk menerima penghargaan ini. Saya sempat berpikir untuk tidak menerimanya karena masih banyak orang lain yang lebih baik, tetapi kalau menolak nanti bisa menimbulkan penafsiran-penafsiran, maka dengan penuh kerendahan hati, saya menerima dengan penuh syukur," katanya.
Ia berharap, penghargaan tersebut bisa menjadi pendorong bagi dirinya untuk lebih meningkatkan kiprah dan karyanya di bidang penulisan.
Muhammad Quraish Shihab lahir di Rappang, Sulawesi Selatan, pada 16 Februari 1944. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di Makassar, Sulawesi Selatan, Quraish melanjutkan pendidikan menengahnya di Malang, Jawa Timur, sambil "nyantri" di Pondok Pesantren Darul Hadits Al Faqihiyyah.
Pada 1958, Quraish melanjutkan pendidikan ke Kairo, Mesir, hingga meraih gelar Lc (S1) pada Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Hadis Universitas Al Azhar. Pada 1969, ia meraih gelar MA untuk spesialisasi bidang Tafsir Al-Quran di universitas yang sama. Gelar doktor ia peroleh pada 1980 juga di universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, dalam ilmu-ilmu Al Quran. Quraish Shihab dipercaya sebagai Menteri Agama pada Kabinet Pembangunan VII (16 Maret 1998 sampai 21 Mei 1998). (ant/mad)
Dikutip dari NU.Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar