10 NOVEMBER 1945, SURABAYA MEMBARA
FAKTA NKRI BUKAN HAYALAN, BUKAN NEGARA BONEKA
Bualan Belanda yang menyatakan bahwa Indonesia hanyalah negara hayalan yang diproklamirkan oleh segelintir orang berhasil mempengaruhi Tentara Sekutu untuk membantu Belanda mendapatkan wilayah jajahannya ini.
Belanda juga berhasil mempengaruhi Sekutu akan kekhawatiran berdirinya Indonesia sebagai sebuah negara boneka Jepang, karena kedekatan Presiden Sukarno dengan pihak Dai Nippon.
Akhirnya, dengan penuh jumawa, Tentara Sekutu selaku PEMENANG Perang Dunia Kedua, diwakili oleh Tentara Inggris mendaratkan kekuatan penuh di Surabaya.
Tak dinyana, tak diduga, bahwa Negara Indonesia merdeka memang benar-benar ada. Hal ini terbukti dengan berbagai pertempuran kecil di Surabaya hingga tewasnya JENDERAL MALLABY. Tentu hal ini merupakan pukulan telak yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Bagaimana bisa? Menghadapi Pasukan NAZI Jerman dan Pasukan Maha Dahsyat Jepang yang memiliki kemampuan militer imbang saja selama kurun waktu 1939-1945, tak seorang Jenderal mereka terbunuh, tapi melawan arek-arek Suroboyo yang bersenjatakan sisa-sisa rampasan Jepang dan senjata tradisional lainnya bisa membunuh Jenderal mereka?
Marwah sebagai pemenang Perang Dunia-pun terusik. Dipersiapkanlah serangan balasan yang luar biasa, untuk meyakinkan dunia bahwa Indonesia tidak ada. Dan ancaman ini dijawab oleh para Ulama di bawah komando Hadlrotus Syaikh Hasyim Asy'arie dengan mengumandangkan Jihad Semesta Fardlu Ain bagi yang tinggal dalam radius 90 KM dari Surabaya.
Di bawah pimpinan Waline Gusti Allah Saka Kulon Yang Mulia Simbah Kyai Haji Abas Abdul Jamil, dan didukung penuh oleh Yang Mulia Simbah Kyai Haji Bisri Musthofa Rembang sebagai tempat persinggahan menuju arena pertempuran, para Mujahidin menyongsong datangnya Sang Juara Perang Dunia II.
Tak mau ketinggalan, Yang Mulia Simbah Kyai Mahrus Aly Lirboyo juga tancut taliwondo menuju Surabaya bersama 90 santri pilihan untuk mempertahankan Indonesia. Sekali lagi: INDONESIA.
Dan perangpun pecah. Puluhan ribu nyawa mujahidin Indonesia melayang. Dalam pertempuan ini, sekali lagi fakta membuktikan ketangguhan para Wali Allah, setelah Jenderal Mallaby terbunuh, para pejuang dan tentara Sekutu kembali menyaksikan sebuah kejadian tidak masuk akal:
Pesawat yang ditumpangi oleh BRIGADIR JENDERAL ROBERT GUY LODER SYMONDS meledak di udara terkena lemparan sandal bakiak milik Yang Mulia Mbah Abas, bersama dengan dua pesawat Mosquito lainnya.
Surabaya hancur lebur. Butuh tiga minggu kemudian bagi Sekutu untuk menguasai Surabaya dengan harga yang terlalu mahal. Dan justru menjadi bumerang bagi mereka sendiri.
Dunia internasional, terutama dalam tubuh masyarakat dan tokoh Inggris sendirilah yang menyerukan penarikan diri dan kemudian mendukung penuh kemerdekaan Indonesia, setelah itu meminta Belanda untuk hengkang dari Indonesia.
Ila hadlroti arwahi Hadrotusy syaikh Kyai Haji Hasyim Asy'arie, Yang Mulia Simbah Kyai Haji Abbas Abdul Jamil Buntet, Yang Mulia Simbah Kyai Haji Bisri Musthofa Rembang, Yang Mulia Simbah Kyai Haji Machrus Aly Lirboyo, Bung Tomo, para Kyai yang tidak bisa disebutkan satu persatu, para santri, dan para pejuang untuk Indonesia wa azwajihim wa dzurriyatihim wa furu'ihim wa silsilatihim wa muridihim wa muhibbihim say'un lillahu lana wa lahum al fatihah...
Shuniyya Ruhama
10 November 2015
#NU #Ulama #ayonyantri #ayongaji #ayomondok #NUsantara #Indonesia #Nahdliyin #Wali9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar