Rabu, 29 Juni 2016

Kyai Soleh Darat (Oleh :Shuniyya Ruhama)

SYAIKHONA MBAH SOLEH nDARAT SEMARANG
PENTERJEMAH AL QURAN DALAM BAHASA JAWA

Yang Mulia Syaikhona Mbah Soleh nDarat Semarang adalah salah satu founding father bangsa Indonesia ..... Guru dari Hadlrotusy Syaikh KH. Hasyim Asyari (Pendiri NU), KH. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah), Habib Yahya (Buyut Maulana Habib Lutfi- Pekalongan), Mbah Dalhar-Watucongol Magelang, Mbah Munawir Krapyak-Jogja, dan Ibu RA. Kartini, serta tokoh-tokoh bangsa Indonesia lainnya ...

Dikisahkan, Yang Mulia Mbah Soleh nDarat adalah seorang Priyogung yang hampir tidak pernah menampakkan karomahnya kepada siapapun. Sehingga, dalam kesehariannya, jika orang tidak faham tentang beliau, maka tidak sedikitpun menyadari bahwa yang ada di hadapannya adalah seorang wali Allah.

Beliau hidup di jaman penjajahan Belanda. Sebagaimana para Kyai pada jaman itu, beliau termasuk orang yang memupuk rasa Nasionalisme kepada para santri dan pengikutnya. Hal inilah yang memusingkan Belanda. Tetapi, pembawaan beliau yang tenang dan tidak tampak bahayanya, membuat Belanda tidak pernah punya alasan untuk menangkap, apalagi mengasingkan beliau Yang Mulia.

Sehingga suatu saat, ada seorang pengikut Mbah Soleh nDarat berhasil dipengaruhi oleh Belanda dengan memberikan banyak harta. Pengikut Mbah Soleh nDarat tersebut berusaha membujuk Gurunya supaya tidak lagi kritis dan tidak menanamkan jiwa nasionalisme. Beliau dihadiahi perhiasan dan sejumlah uang. Mbah Soleh nDarat hanya tersenyum saja.

Beliau bertitah, "Aku punya yang lebih banyak daripada itu," sembari menampakkan emas permata dan uang yang jumlahnya jauh lebih banyak daripada hadiah tersebut.Menyadari hal ini, pengikut beliau minta maaf dan menyadari bahwa gurunya bukanlah "orang biasa".

Beliau juga termasuk orang yang berani melanggar peraturan dari Belanda, saat diminta oleh Ibu Kita Kartini, wanita Indonesia yang agung sepanjang masa, untuk menterjemahkan Al Quran dalam bahasa Jawa.

Di masa itu, menterjemahkan Al Quran ke bahasa daerah merupakan hal yang amat dilarang oleh Pemerintah Belanda. Sebab, Belanda menderita trauma akibat gelora Jihad yang dialunkan Al Quran melalui para Ulama.

Atas berkat perantara Ibu Kartini, Yang Mulia Mbah Soleh nDarat berkenan menterjemahkan Al Quran dalam Bahasa Jawa untuk pertama kalinya, sehingga pembaca Kitab Agung Gegemaning Jalma bisa dipelajari maknanya.

Ila hadlroti ruhi Syaikhona Mbah Soleh nDarat Semarang wa zawjatihi wadzurriyatihi wa furi'ihi wasilsilatihi wa muhibbihi syaiun lillahu lana walahum al fatihah...

Shuniyya Ruhama H
27 September 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar