Rabu, 30 Maret 2016

Kaum Beragama Negeri Ini (Oleh: KH. A. Mustofa Bisri)

Tuhan, lihatlah betapa kaum beragama negeri ini
mereka tak mau kalah dengan kaum beragama lain
di negeri-negeri lain, demi mendapatkan ridha Mu
mereka rela mengorbankan saudara-saudara mereka
untuk berebut tempat terdekat di sisi Mu
mereka bahkan tega menyodok dan menikam
hamba-hamba Mu sendiri
demi memperoleh rahmat Mu
mereka memaafkan kesalahan
dan mendiamkan kemungkaran
bahkan mendukung kelaliman
untuk membuktikan keluhuran budi mereka
terhadap setanpun mereka tak pernah berburuk sangka
Tuhan, lihatlah betapa baik kaum beragama negeri ini
mereka terus membuatkan Mu rumah-rumah mewah
di antara gedung-gedung kota
hingga tengah-tengah sawah
dengan kubah-kubah megah dan menara-menara menjulang
untuk meneriakkan nama Mu
menambah segan dan keder hamba-hamba kecil Mu
yang ingin sowan kepada Mu
nama Mu mereka nyanyikan dalam acara hiburan
hingga pesta agung kenegaraan
mereka merasa begitu dekat dengan Mu
hingga masing-masing merasa berhak mewakili Mu
yang memiliki kelebihan harta membuktikan
kedekatannya dengan harta yang Engkau berikan
yang memiliki kelebihan kekuasaan membuktikan
kedekatannya dengan kekuasaan yang Engkau limpahkan
yang memiliki kelebihan ilmu membuktikan
kedekatannya dengan ilmu yang Engkau karuniakan
mereka yang Engkau anugerahi kekuatan
seringkali bahkan merasa diri Engkau sendiri
mereka bukan saja ikut menentukan ibadah
tapi juga menetapkan siapa ke sorga siapa ke neraka
mereka sakralkan pendapat mereka
dan mereka akbarkan semua yang mereka lakukan
hingga takbir dan ikrar mereka
yang kosong bagai perut bedug
Allahu Akbar Walillahil Hamd
--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Agama Itu Untuk Manusia Bukan Untuk Tuhan
Oleh : Amirudin Faisal
Admin Grup Sahabat Gus Dur

Untuk siapakah agama itu "diturunkan"? Jelas untuk manusia, bukan malaikat, binatang, tumbuhan, gendruwo, tuyul gundul, apalagi untuk Tuhan. Watak agama itu "antroposentris" (berpusat pada manusia) bukan "teosentris" (berpusat pada Tuhan). Dengan kata lain, manusialah, bukan Tuhan, yang menjadi sasaran dan tujuan utama sebuah agama karena jelas Tuhan tidak membutuhkan agama. Tuhan tidak butuh disembah. Tuhan bukanlah sosok "tuan raja feodal" yang butuh sembah dan sesembahan. Meskipun seluruh umat manusia dan mahluk hidup tidak menyembah-Nya, Dia tidak galau, tidak "petheken". Karena manusialah, agama itu ada atau diadakan. Karena banyak manusia-manusia yang berotak dan berperilaku seperti "demit sontoloyo" itulah agama hadir atau dihadirkan di muka bumi.
Simaklah dengan seksama: ada segunung ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang bertutur tentang kemanusian bukan ketuhanan, tentang manusia di bumi ini bukan di alam paska kematian, tentang aksi-aksi sosial bukan rutinitias ritual dan seterusnya. Kalaupun Al-Qur'an berbicara tentang Tuhan, alam kubur, dan ritual, itupun hanya sebagai "sarana" bukan "tujuan": medium agar manusia berbuat kebaikan dengan sesama mahluk di muka bumi ini. Ingat: bukankah Nabi Muhammad yang agung itu diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan ahlak manusia, bukan untuk mengislamankan jagat raya?
Tapi sayang seribu sayang, banyak umat beragama di dunia ini yang justru sibuk memikirkan Tuhan lupa sesama manusia, sibuk "memburu surga" lupa berbuat baik dengan sesama, sibuk mengumpulkan pahala akhirat lupa "pahala dunia", sibuk dengan ritual-ritual individual lupa aksi-aksi sosial-kemanusiaan dan seterusnya. Jika dulu agama itu untuk masyarakat non-agama, sekarang saya melihat banyak umat beragama yang justru membutuhkan agama itu sendiri...
---------------------------------------------------
---------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar