Sabtu, 01 Oktober 2016

7 Tokoh Pemikir Hebat dari Jombang. (Oleh :Sila Syahputra.S)

7 Tokoh Pemikir Hebat dari Jombang.

Apa saja pemikiran para tokoh tersebut? Yuk selengkapnya ...
Sebuah kota berjarak sekitar 80 km dari pusat Provinsi Jawa Timur memiliki permata indah yang tidak dapat dibeli oleh apapun. Melalui jasa-jasanya mampu melahirkan pemikiran dan gagasan berlian bagi kemajuan bangsa Indonesia sejak zaman pra kemerdekaan hingga saat ini. Sumbangsih dari jasa-jasanya inilah yang harus diteladani bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kota dengan julukan sebagai kota santri ini tidak dapat dihilangkan pesonanya meskipun dalam buku-buku sejarah jarang ada yang mengekspos dan mencantumkan nama-nama beliau. Bagaimanapun juga, pahlawan rakyat tetaplah pahlawan bagi rakyat meskipun tidak digembor-gemborkan tetap saja pahlawan bagi para pecintanya. Kota tersebut adalah kota Jombang, pusatnya kota ilmu pengetahuan khazanah islam khususnya pesantren. Berikut adalah tujuh tokoh kharismatik berasal dari kota Jombang.

1. KH. M. Hasyim Asy’ari
Siapa yang tidak kenal dengan seorang ulama masyhur di Indonesia bahkan di wilayah Hijaz, beliau Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ari. Mungkin banyak masyarakat kurang mengetahui bahwa orang pertama yang diberi mandat sebagai presiden pertama Indonesia oleh Pemerintah Jepang adalah beliau. Karena saking sayangnya beliau kepada para santri, beliau menolak tawaran itu dan lebih menyarankan Ir. Soekarno untuk menjadi presiden pertama. Jasa beliau sangatlah tak terhingga besarnya mulai dari pembentukan Ormas NU hingga fatwanya mengenai resolusi jihad. Tebuireng dan NU merupakan sedikit contoh dari sekian banyak jasanya hingga saat ini dapat dirasakan manfaat jasa dan pemikirannya oleh masyarakat luas. Banyak karangan-karangan beliau digunakan sebagai bahan penelitian diberbagai kampus di Indonesia. Karena jasanya dalam ikut serta mendirikan Negara Indonesia ini diangugerahi sebagai pahlawan nasional.

2. KH. A. Wahab Chasbullah
Gelora kesemangatan Mbah Wahab (sapaan KH. A. Wahab Chasbullah) dalam mewujudkan kemakmuran bangsa Indonesia pada zaman kemerdekaan perlu dicontoh. Semangat tersebut diaplikasikan dalam aktif berorganisasi. Perjuangan beliau dalam mendirikan berbagai organisasi seperti Tashwirul Afkar, Nahdlatul Wathan, Syubbanul Wathan hingga Nahdlatul Ulama mampu membuahkan hasil. Berkat keaktifan ini, beliau merubah keadaan kaum tradisionalis menjadi masyarakat berilmu terbukti dengan munculnya madrasah diberbagai tempat. Beliau Kyai besar yang selalu dikagumi oleh masyarakat karena kesederhanaan dan kearifan dalam berbuat sekaligus karya yang hingga saat ini masih dapat dinikmati adalah berdirinya Ponpes Tambak Beras yang telah mencetak ribuan alumni dari pesantren ini.

3. KH. Bisri Syansuri
Tegas dan berkomitmen merupakan ciri khas dari kyai pendiri Ponpes Denanyar Jombang dalam menyikapi berbagai ragam permasalahan mengenai fiqh. Beliau bersama KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Wahab Chasbullah mampu mendirikan salah satu organisasi islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama. Pemikiran mengenai kebijakan dalam berfiqh menjadikan kiblat bagi para kyai terkhusus bagi kalangan Nahdliyin. Jasanya bagi bangsa Indonesia sangatlah besar tercurah pada karya-karya beliau yang banyak mengomentari dan memperjelas masalah fiqh.

4. KH. Romli Tamim
Wejangan atau nasehat dari beliau sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat luas. Seorang kyai dan juga mursyid Thoriqoh Qodariyah wa Naqsyabandiyah yang memiliki keunggulan dalam memberi doktrin-doktrin sufistik untuk menjadikan manusia sebagai insan kamil (manusia sempurna). Berkat jasa dan keikhlasan beliau dalam mengayomi masyarakat menjadikannya salah satu dari tiga guru sufi di Pulau Jawa bersama Abuya Dimyati Banten dan Syaikh Muslih Mranggen. Selain itu, beliau juga pendiri dari salah satu pesantren besar di Jombang, yaitu Darul Ulum (Rejoso, Peterongan)
5. KH. A. Wahid Hasyim
Kyai muda dengan segudang presatasi mampu diraih oleh putra pertama dari KH. Hasyim Asy’ari. Pada umur sekitar 32 tahun, beliau mampu menjadi salah satu perumus kemerdekaan Indonesia dengan masuknya sebagai anggota Sembilan dan juga PPKI. Ilmu dan jasa yang dimilikinya sangatlah banyak untuk ukuran pemuda seumuran beliau. Pemikiran-pemikiran modern salah satunya dengan memasukan pelajaran umum dalam pesantren Tebuireng. Meskipun pada awalnya banyak kyai menentang pendapat itu, pada akhirnya memang benar bahwa pelajaran umum juga diperlukan bagi kalangan santri yang belajar di pesantren.

6. KH. Abdurrahman Wahid
Presiden ke-4 yang pernah dimiliki bangsa Indonesia adalah KH. Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal dengan nama Gus Dur. Seorang putra bangsa terbaik Indonesia terlahir dari kalangan pesantren yang mampu menyumbangkan pemikiran-pemikiran hebat. Salah satu pemikiran hebatnya adalah mengenai Pluralisme. Beliau dianugerahi pemikiran yang luar biasa cerdasnya sehingga banyak orang dengan pemikiran dibawahnya tidak memahami apa yang beliau maksud. Gus Dur adalah kyai dengan selera humor tinggi. Banyak orang tertawa ketika beliau berpidato ataupun sedang berdiskusi. Masyarakat luas sangat merindukan pemimpin seperti baliau karena sikap sederhana dan pembelaan beliau terhadap rakyat kecil tidak tanggung-tanggung.

7. Emha Ainun Najib (Cak Nun)
Seorang budayawan dengan gaya dakwah memadukan antara berbagai macam kesenian mulai dari kesenian islami, modern hingga kesenian jawa dikolaborasikan dengan harmonisasi yang indah. Melalui media dakwah seperti itu mampu menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap kesenian sekaligus kebudayaan jawa yang beliau yakini akan menjadi pusat peradaban dunia. Pemikiran beliau mengenai pentingnya mencintai budaya bangsa tanpa harus membanding-bandingkan dengan negara lain mampu menambah kepercayaan diri masyarakat untuk selalu bangga akan kualitas bangsa Indonesia.

Demikianlah mengenai beberapa tokoh besar yang lahir di Jombang dengan menunjukkan kiprahnya mengabdi kepada masyarakat. Perlu dicontoh bagi para pemimpin-pemimpin saat ini bahwa pengabdian masyarakat secara tulus tanpa mengharapkan pundi-pundi uang menunjukan keikhlasan seseorang tersebut dalam mengabdi. Tidak akan berbuah apa-apa jika mengabdikan diri kepada masyarakat tanpa menghadirkan rasa tulus ikhlas disetiap langkahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar